Presiden Joko Widodo menarangkan iktikad pernyataannya” tiba ramai- ramai serta ditinggal ramai- ramai” dikala mendatangi pembukaan Kongres III Partai NasDem.
” Begini, jadi tiba ramai- ramai, ya kan. Perginya pula ramai- ramai,” ucap Jokowi di sela kunjungan kerja di Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis.
Jokowi menarangkan kalau iktikad dari statment itu merupakan terpaut kegotongroyongan segala warga yang sangat dibutuhkan.
Presiden juga menekankan bahwa proses politik yang dinamis dan seringkali tidak terduga adalah hal yang biasa dalam sistem demokrasi. Ia mengingatkan bahwa perubahan-perubahan ini sering kali membawa tantangan, namun juga memberikan peluang untuk perbaikan dan inovasi dalam tata kelola pemerintahan.
Dalam pidatonya, Presiden juga menegaskan pentingnya keterbukaan dan kerja sama antara berbagai partai politik serta lembaga pemerintahan untuk memastikan proses demokrasi berjalan dengan lancar. Ia mengajak semua pihak untuk fokus pada isu-isu substantif yang dapat membawa manfaat bagi masyarakat, alih-alih terjebak dalam perdebatan tentang pernyataan yang mungkin tidak dimaksudkan sebagai kritik.
Pernyataan Presiden ini disambut dengan berbagai reaksi di kalangan politikus dan analis. Beberapa pihak menyambut baik klarifikasi tersebut sebagai langkah positif untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat merusak hubungan antar partai politik. Namun, ada juga yang menilai bahwa pernyataan tersebut tetap perlu diperhatikan dalam konteks perkembangan politik yang lebih luas.
Dalam konteks pemilihan umum yang semakin mendekat, Presiden menegaskan komitmennya untuk terus mendorong terciptanya iklim politik yang kondusif dan transparan. Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama menjaga semangat demokrasi dan memastikan bahwa proses politik berlangsung secara adil dan berintegritas.
” Jangan jika cocok terdapat bahagia ramai- ramai, namun begitu terdapat banyak permasalahan tidak ramai- ramai lagi. Seluruhnya mestinya gotong- royong, dituntaskan bersama- sama, dicarikan solusinya bersama- sama,” tuturnya.
Lebih dahulu, dikala mendatangi Kongres III Partai NasDem di Jakarta, sebagian hari kemudian, Presiden Jokowi dalam sambutannya mengantarkan kalau dirinya sangat menghargai jiwa besar Pimpinan Universal NasDem Surya Paloh serta Partai NasDem yang senantiasa menunjang penuh serta mengawal penuh keberlanjutan kebijakan pembangunan serta keberlanjutan pemerintahan.
Jokowi kemudian menghasilkan statment tentang ditinggal ramai- ramai.” Umumnya tiba itu ramai- ramai, terakhir begitu ingin berangkat, ditinggal ramai- ramai. Tetapi, aku percaya itu tidak dengan Ayah Surya Paloh, tidak dengan Bang Surya, serta tidak pula dengan NasDem,” ucapnya.
Average Rating